Senin, 10 Agustus 2015

Catatan Sipil (Part 1)

3 hari yang lalu tepatnya tanggal 7 Agustus, aku menyempatkan diri untuk ngurus dokumen di catatan sipil. Dikarenakan KTP aku adalah KTP wilayah Kota Bandung, mau ga mau aku harus ngurus dokumen dasar ya di Bandung juga. Karena aku dan cami akan pemberkatan di gereja yang masuk wilayah Jakarta Timur, jadi kami memang harus masuk ke Catatan Sipil wilayah Jakarta Timur. 

Persyaratannya ialah seperti yang digambar:

So dokumen yang perlu aku urus di Bandung ialah:
  1. Surat dari Kelurahan yaitu PM1, N1, N2 dan N4
  2. Surat pernyataan yang aku bikin perihal belum pernah menikah diatas materai 6k dan diketahui orang tua, ketua RT, Ketua RW (Lurah ak tambahin)
  3. Surat Rekomendasi/Surat keterangan dari DisdukCapil Kota Bandung perihal belum pernah menikah (syarat ini karena aku berasal dari luar Jakarta Timur)
So, pengalamanku mengurus dokumen ini sebenernya gampang-gampang susah, agak kesel juga sama orang-orang yang kerja di pemerintahan ini, bukan kesel sama sistemnya ya, tapi kesel sama orang-orangnya.

Pertama-tama, aku membuat surat pernyataan belum pernah menikah diatas materai, seperti ini:

Kedua, aku cus ke Ketua RT dan RW untuk minta tandatangan. Pak RT dan Pak RW baik banget. Dari RT dan RW aku dapet surat pengantar ke kelurahan. Proses ini cepet banget dan sama sekali ga keluar biaya apapun.

Ketiga, aku langsung ke kelurahan, nah dari sini agak rempong dan sedikit memakan waktu karena dari Kelurahan aku minta PM1, N1, N2 dan N4 dan surat pengantar buat ke DisdukCapil Kota. Awalnya aku positive thinking karena memang di Kelurahan lagi mau ada acara GPS alias Gerakan Pungut Sampah, jadi prosesnya agak lama. Yang bikin aku bete adalah ketika petugas di kelurahan bilang dokumenku udah selesai, pas aku cek, ternyata hanya ada surat N1, N2 dan N4 dan ga dikasi PM1. Aku tanya PM1 nya mana pak? Bapak nya malah nunjukin surat pernyataan yang aku bikin, katanya itu bisa jadi pengganti PM1 dan juga sebagai pengantar ke DisdukCapil Kota. Hmm,, agak aneh pikirku, bodohnya, aku mengiyakan karena ga ngerti juga tentang PM1 ini bentuknya gimana. Aku langsung cus ke DisdukCapil

Keempat setelah sampai di DisdukCapil Kota Bandung, ya ampun penuhnyaaaaa orang-orang. Kalo ga salah itu jam 11an. Aku langsung disambut satpam yang tanya keperluannya apa, aku jelasin kalo aku mau minta surat rekomendasi, dikasi nomor antrian di bagian Perkawinan dan Perceraian. Aku dapet nomor antrian 30, sedangkan saat itu di loket Perkawinan dan Perceraian masih nomor antrian 22. Wew, lumayan banyak pikirku. Aku pun menunggu giliran untuk dipanggil. Setelah setengah jam kemudian, nomor antrianku disebut, dan aku ke loket menjelaskan maksud tujuanku, dan eng-ing-eng, ternyata kata teteh penjaga loket, harusnya aku jangan ke loket ini, tapi ke loket L (ga tau loket L ini loket apa), ya spontan aku marah, bilang, lah, teh, saya tadi udah jelasin ke satpam maksud saya, tapi satpamnya kasi saya nomor antrian di loket ini dan saya sudah mengantri, kalo saya harus ambil nomor antrian baru untuk ke loket L itu, saya ga trima lah, ini kan bukan kesalahan saya. #ngotot. Tetehnya akhirnya bilang ga usah ngantri lagi kalo gitu, nanti kalo orang yang di loket L udah selesai, aku disuruh langsung masuk aja. Oke Fine.

Aku males lagi duduk, jadi ak berdiri tepat dibelakang orang di Loket L. Nunggu 5 menitan, akhirnya aku langsung dipersilahkan duduk di loket L. Aku bilang ke ibu yang diloket kalo aku mau minta surat rekomendasi soalnya mau nikah di Jakarta Timur. Ibu nya tanya, kenapa ga nikah di Bandung aja neng? Aku bilang aja “Calon Suami orang Jakarta, bu dan saya juga udah kerja di Jakarta” (padahal cami orang Jakarta coret ya alias Bekasi  :D). Aku dimintain fotokopi Akte Lahir, fotokopi KTP dan KK. Itu oke. Tapi yang aku heran, surat pernyataan aku yang udah ditandatangan ma aku, ortu, RT, RW dan Lurah di ambil aslinya. Lah, aku langsung nanya, bu, itu harus yang asli ya? Ibunya jawab, iya neng harus asli buat arsip. Jah, aku ga mau lah, aku bilang aja, bu, mang ga bisa fotokopian ya? Soalnya itu jadi salah satu dokumen yang nanti disyaratkan di Jakarta Timur, masa saya ngurus capek-capek cuma buat jadi filling disini? Ibunya jawab, oh, gitu ya neng, kita butuh yang aslinya, soalnya Ibu Dinas ga mau tandatangan kalo ga asli. SIAL dalam hati gw.. apa-apaan, padahal kan dia udah liat itu dokumen asli, kecuali aku kasi yang fotokopian dulu. Aku bilang aja, bu, tapi saya butuh yang asli buat di Jakarta, bu. Karna mungkin si ibu ngliat aku ngotot, dia bilang, ya udah, ntar pas ambil surat rekomendasinya, sekalian minta aja surat asli yang ini, trus aku dikasi bukti pengambilan surat. Dijanjikan selesai seminggu kedepan. Dan supaya ga lupa, di tanda bukti pengambilan suratnya aku tulis besar-besar dan aku kotakin: MINTA SURAT PERNYATAAN YANG ASLI. Haha

Beres dari Disduk, aku searching tentang PM1 yang masih mengganjal di pikiranku, dan bener ternyata PM1 itu bukan surat pernyataan seperti yang dibilang petugas di kelurahan itu. PM1 itu adalah pernyataan dari Lurah (bukan dari kita) dengan nomor sah dari Kelurahan yang ditandatangan Lurah, yang isinya adalah bahwa kita adalah benar warga di kelurahan tersebut, dicocokkan dengan KTP dan KK juga akte lahir. KESEL banget langsung setelah tau itu. Berarti kan tu petugas kelurahan sotoy abis. Dan setelah aku cek dengan seksama, ternyata N4 yang dikasi ke aku juga ternyata salah sodara-sodara, salah di agama mama, masa katanya agama mama Islam, trus pekerjaan mama Kristen. Ckckckck. Copy Paste, tapi ga teliti. KESEL kuadrat beneran.

Papa bilang, ya udah, nanti Senin (maksudnya hari ini) diurusin sama papa untuk N4 yang salah itu. Duh, kalo nanti aku yang ngurus, bisa abis tu petugas kelurahan aku maki-maki, masa buat surat begini aja ga bisa, dan sotoy lagi tentang PM1.. ggggggrrrr..

Akhirnya aku serahkan berkas-berkas yang belum selesai itu ke papa biar papa yang urus.
Setelah beres itu semua, berarti beres semua dokumen untuk catatan sipilku, karna pada dasarnya dokumen yang lain seperti KTP, KK, Akte lahir, Surat Baptis, Surat Sidi udah ada semua.

Semoga ga ada masalah nih nanti sama Kelurahan ato sama Disduk.

So, saranku sama capeng yang mau urus catpil, di cek dengan seksama untuk setiap kata di dalam surat nya ya, jangan sampe kejadian yang sama menimpa para capeng. Semoga selalu dilancarkan dalam persipannya. AMIN.

Udah, segitu dulu, nanti kita update lagi ya..:)
CAW..

*terbang pake roket 

2 komentar:

  1. Kesel juga baca ini mbak. Tapi merasa "ditemenin". Lagi urus dokumen dan ada data yg "disalahin."
    Menyebalkan. Thanks infonya, anyway.:)

    BalasHapus