Minggu, 20 September 2015

Martumpol dan Marolop

Puji Tuhan, kemarin acara martumpol kami berjalan dengan lancar dari pagi sampai malam.
Asli capeknya berasa sekarang. Gimana pas Hari H ya nanti?
Butuh asupan vitamin yang banyak ini kayaknya.

Hahaha. OK, kembali ke pembahasan Martumpol dan Maralop

Martumpol itu kalo kata Pdt Tobing pas kami briefing kemarin artinya adalah “berkata apa adanya secara terang-terangan”. Jadi dalam arti panjang, martumpol itu adalah event dimana sepasang calon pengantin (laki-laki dan perempuan pastinya ya) memberitahukan kepada khalayak ramai (dalam hal ini warga jemaat gereja) bahwa mereka akan melangsungkan pernikahan. Jadi nanti kalau seandainya dalam beberapa minggu ini ada pihak-pihak yang tidak setuju dengan pernikahan itu, maka pihak gereja, baik gereja capeng pria maupun capeng wanita akan memanggil capeng untuk menyelesaikan dulu permasalahan dengan pihak yang tidak setuju tersebut. Ya begitulah kurang lebih. :D

Acara Martumpol kami direncanakan mulai dari jam 9 pagi di gereja cami yaitu HKBP PUP Bekasi. Pagi banget sekitar jam 5 aku dan mama udah stand by di make up sama kak April, selesai make up langsung makan dan berangkat jam 7  pagi. Aku dijemput sama cami naik mobil, jadi kami berangkat konvoi 2 mobil gitu. Setelah sampai di gereja PUP, ternyata banyak sodara-sodara kami yang nyasar entah kemana-mana, soalnya gerejanya agak masuk ke dalam kompleks, jadi agak susah dicari.
Mulai martumpol ngaret setengah jam jadi jam 9.30. Di gereja ibadah berlangsung secara khusuk. Puji Tuhan semua berjalan lancar, walaupun pas pembacaan janji mau nikah, kata cami aku bacanya terlalu terburu-buru.

Setelah selesai martumpol jam 11, kami langsung ganti tempat ke GKPS Bekasi untuk maralop.
Maralop berasal dari kata “alop” yang berarti jemput. Maralop ini adalah salah satu acara yang ada di adat batak Simalungun, di Toba ga ada maralop. Dari arti katanya, maralop itu berarti menjemput, dalam artian panjang, pihak laki-laki datang ke rumah perempuan untuk menjemput si perempuan ini untuk dibawa ke rumah si pihak laki-laki. Yup, dibawa pulang ke rumah. Jadi sebenarnya secara adat, aku udah sah menjadi bagian dari keluarga Sihombing melalui acara maralop ini. Tapi itu kan secara adat, kalau zaman dulu ya karna ga ada agama kan, kalo zaman sekarang yang sudah ada agama, aku belum sah secara agama, jadi belum bisa dibawa pulang ke rumah.. HAHAHAHA. Di acara maralop ini juga ada acara minta izin ke orang tua pihak perempuan. Jadi calon pengantin perempuan minta izin ke ortunya kalo dia akan pergi dibawa oleh orang lain (ah, disini gue nangis Bombay banget) dengan membawa sirih sebagai tanda. Begitu juga dengan calon pengantin laki-laki minta izin ke orangtua perempuan untuk membawa si perempuan ini. :’(

Acara maralop diselingi dengan makan siang. Setelah itu, si pihak perempuan ini memperkenalkan seluruh keluarga kepada si calon laki-laki satu persatu (ini agak lama, karena perkenalannya satu persatu). Terus nasehat-nasehat gitu deh.

Selesai maralop sekitar jam 5 sore. Pihak keluarga cami lanjut lagi acara maria raja yaitu berdoa bersama, dan menentukan panitia yang bertugas pas hari H.

Yah seperti itu lah hari ini.. Capek banget, tapi mungkin capek ini ga ada apa-apanya dibandingin sama capek pas hari H ya.. hahahaha

Semangat aja lah. Yang penting satu tahap lagi sudah terlewati.
O iya, ini foto-foto pas martumpol kemarin:
Sebelum berangkat ke gereja
ngetest kamera.. >.<
keluarga Saragih dan keluarga Sihombing
With My Family
Mr Sihombing and Mrs Sihombing to be
pembacaan janji akan menikah dan tandatangan
selfie
"sungkeman"
rangkaian acara maralop

Semoga ke depan sampai kepada hari H semua lancar aja.
Sekian laporan untuk hari ini.

Selamat malam dan selamat istirahat semua..

#cuci muka cuci tangan kaki gosok gigi doa tidur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar