Puji Tuhan, kemarin acara
martumpol kami berjalan dengan lancar dari pagi sampai malam.
Asli capeknya berasa sekarang.
Gimana pas Hari H ya nanti?
Butuh asupan vitamin yang banyak
ini kayaknya.
Hahaha. OK, kembali ke pembahasan
Martumpol dan Maralop
Martumpol itu kalo kata Pdt
Tobing pas kami briefing kemarin artinya adalah “berkata apa adanya secara
terang-terangan”. Jadi dalam arti panjang, martumpol itu adalah event dimana
sepasang calon pengantin (laki-laki dan perempuan pastinya ya) memberitahukan
kepada khalayak ramai (dalam hal ini warga jemaat gereja) bahwa mereka akan
melangsungkan pernikahan. Jadi nanti kalau seandainya dalam beberapa minggu ini
ada pihak-pihak yang tidak setuju dengan pernikahan itu, maka pihak gereja,
baik gereja capeng pria maupun capeng wanita akan memanggil capeng untuk
menyelesaikan dulu permasalahan dengan pihak yang tidak setuju tersebut. Ya
begitulah kurang lebih. :D
Acara Martumpol kami direncanakan
mulai dari jam 9 pagi di gereja cami yaitu HKBP PUP Bekasi. Pagi banget sekitar
jam 5 aku dan mama udah stand by di make up sama kak April, selesai make up
langsung makan dan berangkat jam 7 pagi.
Aku dijemput sama cami naik mobil, jadi kami berangkat konvoi 2 mobil gitu.
Setelah sampai di gereja PUP, ternyata banyak sodara-sodara kami yang nyasar
entah kemana-mana, soalnya gerejanya agak masuk ke dalam kompleks, jadi agak
susah dicari.
Mulai martumpol ngaret setengah
jam jadi jam 9.30. Di gereja ibadah berlangsung secara khusuk. Puji Tuhan semua
berjalan lancar, walaupun pas pembacaan janji mau nikah, kata cami aku bacanya
terlalu terburu-buru.
Setelah selesai martumpol jam 11,
kami langsung ganti tempat ke GKPS Bekasi untuk maralop.
Maralop berasal dari kata “alop”
yang berarti jemput. Maralop ini adalah salah satu acara yang ada di adat batak
Simalungun, di Toba ga ada maralop. Dari arti katanya, maralop itu berarti
menjemput, dalam artian panjang, pihak laki-laki datang ke rumah perempuan
untuk menjemput si perempuan ini untuk dibawa ke rumah si pihak laki-laki. Yup,
dibawa pulang ke rumah. Jadi sebenarnya secara adat, aku udah sah menjadi
bagian dari keluarga Sihombing melalui acara maralop ini. Tapi itu kan secara
adat, kalau zaman dulu ya karna ga ada agama kan, kalo zaman sekarang yang
sudah ada agama, aku belum sah secara agama, jadi belum bisa dibawa pulang ke
rumah.. HAHAHAHA. Di acara maralop ini juga ada acara minta izin ke orang tua
pihak perempuan. Jadi calon pengantin perempuan minta izin ke ortunya kalo dia
akan pergi dibawa oleh orang lain (ah, disini gue nangis Bombay banget) dengan
membawa sirih sebagai tanda. Begitu juga dengan calon pengantin laki-laki minta
izin ke orangtua perempuan untuk membawa si perempuan ini. :’(
Acara maralop diselingi dengan
makan siang. Setelah itu, si pihak perempuan ini memperkenalkan seluruh
keluarga kepada si calon laki-laki satu persatu (ini agak lama, karena
perkenalannya satu persatu). Terus nasehat-nasehat gitu deh.
Selesai maralop sekitar jam 5
sore. Pihak keluarga cami lanjut lagi acara maria raja yaitu berdoa bersama,
dan menentukan panitia yang bertugas pas hari H.
Yah seperti itu lah hari ini..
Capek banget, tapi mungkin capek ini ga ada apa-apanya dibandingin sama capek
pas hari H ya.. hahahaha
Semangat aja lah. Yang penting
satu tahap lagi sudah terlewati.
O iya, ini foto-foto pas
martumpol kemarin:
Sebelum berangkat ke gereja |
ngetest kamera.. >.< |
keluarga Saragih dan keluarga Sihombing |
With My Family |
Mr Sihombing and Mrs Sihombing to be |
pembacaan janji akan menikah dan tandatangan |
selfie |
"sungkeman" |
rangkaian acara maralop |
Semoga ke depan sampai kepada
hari H semua lancar aja.
Sekian laporan untuk hari ini.
Selamat malam dan selamat
istirahat semua..
#cuci muka cuci tangan kaki gosok
gigi doa tidur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar