3 hari yang lalu tepatnya tanggal 7 Agustus, aku
menyempatkan diri untuk ngurus dokumen di catatan sipil. Dikarenakan KTP aku
adalah KTP wilayah Kota Bandung, mau ga mau aku harus ngurus dokumen dasar ya
di Bandung juga. Karena aku dan cami akan pemberkatan di gereja yang masuk
wilayah Jakarta Timur, jadi kami memang harus masuk ke Catatan Sipil wilayah
Jakarta Timur.
Persyaratannya ialah seperti yang digambar:
So dokumen yang perlu aku urus di Bandung ialah:
- Surat dari Kelurahan yaitu PM1, N1, N2 dan N4
- Surat pernyataan yang aku bikin perihal belum pernah menikah diatas materai 6k dan diketahui orang tua, ketua RT, Ketua RW (Lurah ak tambahin)
- Surat Rekomendasi/Surat keterangan dari DisdukCapil Kota Bandung perihal belum pernah menikah (syarat ini karena aku berasal dari luar Jakarta Timur)
So, pengalamanku mengurus dokumen ini sebenernya
gampang-gampang susah, agak kesel juga sama orang-orang yang kerja di
pemerintahan ini, bukan kesel sama sistemnya ya, tapi kesel sama
orang-orangnya.
Pertama-tama, aku membuat surat pernyataan belum pernah
menikah diatas materai, seperti ini:
Kedua, aku cus ke Ketua RT dan RW untuk minta tandatangan.
Pak RT dan Pak RW baik banget. Dari RT dan RW aku dapet surat pengantar ke
kelurahan. Proses ini cepet banget dan sama sekali ga keluar biaya apapun.
Ketiga, aku langsung ke kelurahan, nah dari sini agak
rempong dan sedikit memakan waktu karena dari Kelurahan aku minta PM1, N1, N2
dan N4 dan surat pengantar buat ke DisdukCapil Kota. Awalnya aku positive
thinking karena memang di Kelurahan lagi mau ada acara GPS alias Gerakan Pungut
Sampah, jadi prosesnya agak lama. Yang bikin aku bete adalah ketika petugas di
kelurahan bilang dokumenku udah selesai, pas aku cek, ternyata hanya ada surat
N1, N2 dan N4 dan ga dikasi PM1. Aku tanya PM1 nya mana pak? Bapak nya malah
nunjukin surat pernyataan yang aku bikin, katanya itu bisa jadi pengganti PM1
dan juga sebagai pengantar ke DisdukCapil Kota. Hmm,, agak aneh pikirku,
bodohnya, aku mengiyakan karena ga ngerti juga tentang PM1 ini bentuknya
gimana. Aku langsung cus ke DisdukCapil
Keempat setelah sampai di DisdukCapil Kota Bandung, ya ampun
penuhnyaaaaa orang-orang. Kalo ga salah itu jam 11an. Aku langsung disambut
satpam yang tanya keperluannya apa, aku jelasin kalo aku mau minta surat
rekomendasi, dikasi nomor antrian di bagian Perkawinan dan Perceraian. Aku
dapet nomor antrian 30, sedangkan saat itu di loket Perkawinan dan Perceraian
masih nomor antrian 22. Wew, lumayan banyak pikirku. Aku pun menunggu giliran
untuk dipanggil. Setelah setengah jam kemudian, nomor antrianku disebut, dan
aku ke loket menjelaskan maksud tujuanku, dan eng-ing-eng, ternyata kata teteh
penjaga loket, harusnya aku jangan ke loket ini, tapi ke loket L (ga tau loket
L ini loket apa), ya spontan aku marah, bilang, lah, teh, saya tadi udah
jelasin ke satpam maksud saya, tapi satpamnya kasi saya nomor antrian di loket
ini dan saya sudah mengantri, kalo saya harus ambil nomor antrian baru untuk ke
loket L itu, saya ga trima lah, ini kan bukan kesalahan saya. #ngotot. Tetehnya
akhirnya bilang ga usah ngantri lagi kalo gitu, nanti kalo orang yang di loket
L udah selesai, aku disuruh langsung masuk aja. Oke Fine.
Aku males lagi duduk, jadi ak berdiri tepat dibelakang orang
di Loket L. Nunggu 5 menitan, akhirnya aku langsung dipersilahkan duduk di
loket L. Aku bilang ke ibu yang diloket kalo aku mau minta surat rekomendasi
soalnya mau nikah di Jakarta Timur. Ibu nya tanya, kenapa ga nikah di Bandung
aja neng? Aku bilang aja “Calon Suami orang Jakarta, bu dan saya juga udah
kerja di Jakarta” (padahal cami orang Jakarta coret ya alias Bekasi :D). Aku dimintain fotokopi Akte Lahir,
fotokopi KTP dan KK. Itu oke. Tapi yang aku heran, surat pernyataan aku yang
udah ditandatangan ma aku, ortu, RT, RW dan Lurah di ambil aslinya. Lah, aku
langsung nanya, bu, itu harus yang asli ya? Ibunya jawab, iya neng harus asli
buat arsip. Jah, aku ga mau lah, aku bilang aja, bu, mang ga bisa fotokopian
ya? Soalnya itu jadi salah satu dokumen yang nanti disyaratkan di Jakarta
Timur, masa saya ngurus capek-capek cuma buat jadi filling disini? Ibunya
jawab, oh, gitu ya neng, kita butuh yang aslinya, soalnya Ibu Dinas ga mau
tandatangan kalo ga asli. SIAL dalam hati gw.. apa-apaan, padahal kan dia udah
liat itu dokumen asli, kecuali aku kasi yang fotokopian dulu. Aku bilang aja,
bu, tapi saya butuh yang asli buat di Jakarta, bu. Karna mungkin si ibu ngliat
aku ngotot, dia bilang, ya udah, ntar pas ambil surat rekomendasinya, sekalian
minta aja surat asli yang ini, trus aku dikasi bukti pengambilan surat.
Dijanjikan selesai seminggu kedepan. Dan supaya ga lupa, di tanda bukti
pengambilan suratnya aku tulis besar-besar dan aku kotakin: MINTA SURAT
PERNYATAAN YANG ASLI. Haha
Beres dari Disduk, aku searching tentang PM1 yang masih
mengganjal di pikiranku, dan bener ternyata PM1 itu bukan surat pernyataan
seperti yang dibilang petugas di kelurahan itu. PM1 itu adalah pernyataan dari
Lurah (bukan dari kita) dengan nomor sah dari Kelurahan yang ditandatangan
Lurah, yang isinya adalah bahwa kita adalah benar warga di kelurahan tersebut,
dicocokkan dengan KTP dan KK juga akte lahir. KESEL banget langsung setelah tau
itu. Berarti kan tu petugas kelurahan sotoy abis. Dan setelah aku cek dengan
seksama, ternyata N4 yang dikasi ke aku juga ternyata salah sodara-sodara,
salah di agama mama, masa katanya agama mama Islam, trus pekerjaan mama
Kristen. Ckckckck. Copy Paste, tapi ga teliti. KESEL kuadrat beneran.
Papa bilang, ya udah, nanti Senin (maksudnya hari ini) diurusin
sama papa untuk N4 yang salah itu. Duh, kalo nanti aku yang ngurus,
bisa abis tu petugas kelurahan aku maki-maki, masa buat surat begini aja ga
bisa, dan sotoy lagi tentang PM1.. ggggggrrrr..
Akhirnya aku serahkan berkas-berkas yang belum selesai itu
ke papa biar papa yang urus.
Setelah beres itu semua, berarti beres semua dokumen untuk
catatan sipilku, karna pada dasarnya dokumen yang lain seperti KTP, KK, Akte
lahir, Surat Baptis, Surat Sidi udah ada semua.
Semoga ga ada masalah nih nanti sama Kelurahan ato sama
Disduk.
So, saranku sama capeng yang mau urus catpil, di cek dengan
seksama untuk setiap kata di dalam surat nya ya, jangan sampe kejadian yang
sama menimpa para capeng. Semoga selalu dilancarkan dalam persipannya. AMIN.
Udah, segitu dulu, nanti kita update lagi ya..:)
CAW..
*terbang pake roket
Kesel juga baca ini mbak. Tapi merasa "ditemenin". Lagi urus dokumen dan ada data yg "disalahin."
BalasHapusMenyebalkan. Thanks infonya, anyway.:)
yup mba..
Hapus