Tanggal 28 Februari 2015 kemaren tepatnya hari Sabtu, akhirnya kami melewati satu tahapan lagi setelah tahap perkenalan yaitu Hori-Hori Dinding.
Apaan sih hori-hori dinding itu?
Apaan sih hori-hori dinding itu?
Marhori-hori dinding adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Batak yang berdasarkan Kamus Elektronik Batak-Indonesia ver 1.0 (www.BatakToba.com) berarti “meraba-raba pada dinding mengenai anak kecil yang belajar berjalan”.Tapi dalam rangkaian adat Batak menjelang pernikahan, hori-hori dinding bisa jadi sebagai tahap awal keseriusan si laki-laki untuk menikahi si perempuan. Biasanya sih si laki-laki bareng keluarga, dan umumnya isinya cuma kegiatan “nanya” apa si perempuan siap nikah atau ga.
Lama-lama adat ini berubah, ga cuma nanya kesediaan si perempuan aja, tapi udah ngomongin sinamot juga (sinamot itu semacam emas kawin ato mahar) plus sama bahas tentang pestanya sekalian yang harusnya dibahas pas Marhusip (tahapan setelah hori-hori dinding). Jadi, marhusip yang biasanya ngomongin sinamot jadi semacam formalitas adat aja.
Yah, begitu juga dengan kami, pas hori-hori dinding, bukan cuma nanya kesediaan si perempuan aja, tapi uda melebar sampe ke pesta juga (sinamot malah dibahas pas perkenalan). Hahaha. jadi inti acara hori-hori dinding kemaren itu sebenernya uda di bahas pas perkenalan, jadi dibahas lagi di hori-hori dinding di depan dongan tubuh (artinya sodara laki-laki semarga ayah) dan parboru (artinya sodara perempuan semarga ayah) dari pihak keluarga laki-laki dan keluarga perempuan.
Hori-hori dinding di jadwalin jam 14.00 siang. Cami, keluarga dan sodara-sodaranya datang dari Jakarta ke Bandung 2 mobil. Karna jalanan dari Jakarta ke Bandung klo hari Sabtu itu padet bener, alhasil mereka baru nyampe rumah di Bandung jam 14.30. O iya, pas hori-hori dinding, aku ma cami kompakan pake sarimbitan batik (biar keliatan kompak aja sih). Mereka nyampe, langsung mulai hori-hori dindingnya. Hasil kesepakatan sedikit berubah dari kesepakatan pas perkenalan sebelumnya, soalnya banyak kepala yang ikut di hori-hori dinding ini, jadi banyak pemikiran ini itu. Semua ngomong, pusing juga dengernya.
Hori-hori dinding kami selesai sekitar jam 16.30, langsung dilanjutin acara makan bersama. Menu hari ini dipersembahkan oleh orang gereja kenalan mama yaitu sop ayam, gulai ayam dan saksang. ditambah buah jeruk, cake, salak dan lapet (salak dan lapet dibawa keluarga cami) buat makanan cemilan penutupnya. Selesai makan, keluarga cami sama keluargaku yang dari Jakarta pulang ke Jakarta.
Batik Sarimbit Biru |
Semoga untuk ke depannya, semua berjalan lancar. Amin.
Sekilas laporan hori-hori dinding kami, ga sempet ambil banyak foto buat dokumentasi soalnya aku marhobas (beres-beres).
Nanti di update lagi ya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar